DaerahKalimantan TimurSamarinda

Empat Pasar Rakyat Samarinda akan Diajukukan Sertifikasi SNI

11 Pasar Lainnya Juga Direhab pada Tahun ini

Prolog.co.id, Samarinda – Empat pasar rakyat di Samarinda akan diajukan dalam sertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI). Sedangkan, bagi 11 pasar lainnya turut direhab pada tahun ini.

Diketahui, dari 14 pasar rakyat yang ada di Kota Tepian, baru Pasar Merdeka yang telah mengantongi sertifikasi SNI Pasar Rakyat 8152:2021 pada April 2022 lalu. Kini, empat pasar lainnya juga ditargetkan akan menyusul. Keempat pasar tersebut ialah, Pasar Harapan Baru, Pasar Lok Bahu, Pasar Sungai Dama dan Pasar Palaran.

Kepala Dinas Perindusatrian dan Perdagangan (Disperindagkop) Samarinda Marnabas mengatakan, persiapannya untuk membenahi dan melengkapi syarat strandarisasi pasar rakyat SNI direncanakan akan berjalan sejak April 2023. Pengerjaannya akan meliputi dari pemenuhan fasilitas hingga merencanakan tata kelola pedagang berdasarkan zonasinya.

“Rencana ada empat yang akan kami usulkan dalam standarisasi SNI. Rencananya tahun ini kami persiapkan. Termasuk pembangunan fasilitasnya yang menjadi persyaratan dalam standarisasi. Kami akan dorong dulu ke LPSE untuk dilelang. Kemungkinan di bulan april sudah bisa berjalan. Lelangnya akan di bulan Februari,” kata Marnabas.

Perbaikan yang akan dilakukan nantinya beragam. Mulai drainase, melengkapi fasilitas disabilitas, memindahkan pedagang sesuai sistem zonasi barang yang dijual, mengatur penataan, hingga mengajari pedagang untuk pembayaran non tunai melalui QRIS. Termasuk imbauan kepada pedagang agar tak menjual barang-barang berbahaya.

“Untuk standarisasi SNI ada banyak itemnya yang harus dipenuhi. Ada 43 item totalnya. Nanti akan dilengkapi item yang diminta, mulai dari pos timbangan dan lainnya. Makanya untuk empat pasar yang akan diajukan (SNI) ini akan mulai dikerjakan. Persiapannya tahun ini, tapi jika memang belum selesai maka penilaian bisa dilakukan di tahun depan,” terangnya.

Marnabas tak menampik jika pemunuhan sertifikasi SNI memang cukup berat. Sehingga, perlu perhatian khusus untuk merubah wajah pasar yang ada saat ini. Untuk itu, selain empat pasar yang akan diajukan dalam sertifikasi, pasar lainnya yang belum berlabel SNI pun direncanakan akan direhab.

“Memang untuk dapat SNI awalnya saja yang susah, seperti Pasar Merdeka, perlu tiga tahun kami persiapkan untuk dapat SNI. Yang jelas nanti 11 pasar lainnya juga akan direhab. Semua pasar ada anggarannya itu. Semua direhab hanya saja untuk SNI baru empat pasar saja yang saya pelotiti,” sebutnya.

Keuntungan pasar yang mendapatkan sertifikat SNI, lanjut Marnabas, akan menjadikan pasar sebagai tempat yang bersih dan higienis. Sebab bebas dari bahan berbahaya. Ditambah lagi pengunjung yang nyaman saat berbelanja. Selain itu, diyakini jika dangan peningkatan fasilitas dan kenyamanan berbelanja, omset pasar akan meningkat.

“Tapi sebenarnya kita bukan bicara dari omsetnya dulu, tapi bagaimana masyarakat bisa belanja dengan nyaman. Kemudian, bisa aman dari barang berbahaya. Sehingga masyarakat bisa puas dengan ukuran timbangan yang diterima. Untuk disabilitas juga akan nyaman karena fasilitas disabilitas juga siapkan, seperti toilet khusus buat disabilitas. Jadi semua orang punya hak dan nyaman di pasar. Pedagangnya pun didorong untuk professional,” imbuhnya.

Terkait pembayaran secara digital, Marnabas menerangkan jika pihak perbankan juga kini kian melirik pasar rakyat berlabel SNI. Bukan hanya perbankan daerah seperti Bank Kaltimtara saja, perbankan plat merah lainnya pun tertarik memberikan fasilitas di pasar berlabel SNI.

“Untuk pembayaran akan dorong pasar untuk pakai sistem qris. Bekerjasama dengan perbankan. Bukan hanya Bank Kaltimtara saja yang berminat, perbankan lain juga berminat untuk terlibat, sepeti BRI,” tukasnya.  

(Redaksi Prolog)

Ikuti berita prolog.co.id lainnya di Google News

Berita terkait

Back to top button