Sektor Jasa Keuangan Tumbuh Positif di Awal Tahun

Prolog.co.id, Samarinda –Stabilitas sektor jasa keuangan pada awal tahun dinilai masih tetap terjaga. Begitu pula dengan kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan (LJK) tetap tumbuh kuat.
Dari hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), stabilitas sektor jasa keuangan dan kinerja intermediasi LJK masih menunjukkan tren positif. Hasil ini dinilai dapat berkontribusi mempertahankan kinerja perekonomian nasional di tengah masih tingginya ketidakpastian global.
Kepala OJK Kaltim, Made Yoga Sudharma mengatakan, kinerja perekonomian global di awal tahun 2023 secara umum berada di atas ekspektasi khususnya di AS dan Eropa khususnya untuk pasar tenaga kerja yang persisten kuat dan indikator sektor riil lainnya bergerak positif. Selain itu, reopening perekonomian Tiongkok juga meningkatkan optimisme bahwa resesi global dapat dihindari.
“Namun demikian, pengetatan kebijakan moneter global diperkirakan terus berlanjut seiring penurunan inflasi yang lambat. Selain itu, harga komoditas yang terus turun perlu dicermati,” ucapnya dalam siara tertulis.
Di tengah dinamika perekonomian global tersebut, indikator perekonomian domestik terpantau tetap solid. Neraca dagang melanjutkan surplus di Januari 2023, begitupun Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur juga terus berada di zona ekspansi dalam kurun waktu 17 bulan terakhir.
“Optimisme dan konsumsi masyarakat juga mencatatkan perbaikan yang terkonfirmasi dari kenaikan Indeks Keyakinan Konsumen dan Indeks Penjualan Ritel,” terangnya.
Sementara itu, untuk kredit perbankan pada Januari 2023 tumbuh sebesar 10,53 persen (year-on-year/yoy) atau menjadi senilai Rp 6.310,88 triliun. Penguatan kredit tersebut utamanya ditopang oleh kredit investasi dan kredit modal kerja yang masing-masing tumbuh sebesar 12,61 persen yoy dan 10,03 persen yoy. Secara month-to-month (mtm), nominal kredit perbankan Januari 2023 turun 1,75 persen mtm atau turun sebesar Rp112,68 triliun, yang merupakan siklus yang terjadi pada awal tahun. Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Januari 2023 tercatat tumbuh sebesar 8,03 persen yoy (Desember 2022: 9,01 persen yoy) menjadi Rp7.953,8 triliun, dengan giro sebagai main driver.
“Secara mtm, DPK Januari 2023 turun 2,45 persen atau turun sebesar Rp199,77 triliun,” terangnya.
Likuiditas industri perbankan di awal 2023 ini masih di atas threshold dengan rasio-rasio likuditas yang terjaga. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) pada Januari 2023 masing-masing tercatat sebesar 129,64 persen dan 29,13 persen. Jauh di atas ambang batas ketentuan masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.
Risiko kredit di awal 2023 terjaga dengan rasio Non Performing Loan (NPL) perbankan sebesar 0,76 persen dan NPL gross sebesar 2,59 persen. Poin ini menunjukkan nilai NPL masuk dalam kategori memuaskan. Di sisi lain, kredit restrukturisasi Covid-19 pada Januari 2023 terus mencatatkan penurunan menjadi Rp 435,74 triliun dengan jumlah debitur yang menurun menjadi 2,02 juta nasabah.
“Untuk posisi devisa neto (PDN) tercatat sebesar 1,51 persen, meningkat dibandingkan Desember 2022 dengan 1,23 persen, jauh di bawah threshold 20 persen. Lalu untuk Capital Adequacy Ratio (CAR) industri Perbankan menguat menjadi sebesar 25,93 persen dibandingkan Desember 2022 dengan nilai 25,63 persen,” tukasnya.
(Redaksi Prolog)
Ikuti berita prolog.co.id lainnya di Google News