Advertorial

Langkah Disdikbud Kaltim Menekan Angka Putus Sekolah Melalui Dana BOSDA

Prolog.co.id, Samarinda – Melalui dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA), Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim berupaya menekan angka putus sekolah. Sasarannya lebih ditujukan kepada siswa yang kurang mampu.

Menukil data Badan Pusat Statistik Kaltim, angka putus sekolah tingkat SMA sederajat pada 2021 lalu tercatat cukup tinggi. Capaian tingkat penyelesaian pendidikan hanya mencapai 74,26 persen. Berbanding terbalik dengan tingkat SD sederajat yang mencatatkan hasil 96,82 persen siswa berhasil menyelesaikan Pendidikan dalam waktu yang tepat dan tanpa keterlambatan yang signifikan.

Melihat angka putus sekolah pada tingkat SMA sederajat yang masih jauh dari 100 persen, Disdikbud Kaltim berupaya dana BOSDA yang disalurkan dapat tepat sasaran. Sosialisasi tentang penggunaan dana BOSDA pada Sekolah Menengah, Sekolah Luar Biasa, dan Madrasah Aliyah pun turut digelar pada 11-13 Mei 2023 lalu.

Sosialisasi yang dilaksanakan di Kota Tepian ini sejalan dengan instruksi Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 30 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Kalimantan Timur Nomor 49 Tahun 2018 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah pada Sekolah Menengah, Sekolah Luar Biasa, dan Madrasah Aliyah, serta pemenuhan layanan minimal pendidikan sesuai dengan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) untuk SMA/SMK dan SLB negeri dan swasta di lingkungan Disdikbud Provinsi Kalimantan Timur.

Sekretaris Disdikbud Kaltim, Yekti Utami, menjelaskan bahwa pemberian dana BOSDA dialokasikan melalui belanja hibah berdasarkan data jumlah siswa yang diunduh pada Dapodik yang telah diambil (cut off) pada akhir bulan Oktober tahun lalu.

“Pemberian BOSDA untuk sekolah swasta dilakukan melalui mekanisme hibah daerah untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang tidak mampu, mengurangi angka putus sekolah, serta meningkatkan kualitas proses pembelajaran di sekolah,” kata Yekti dalam sambutannya saat membuka acara tersebut.

Tujuan dari pendataan adalah untuk mengetahui kondisi sekolah dalam pemenuhan layanan minimal pendidikan, mengukur mutu pendidikan, memetakan kebutuhan pengajar di setiap daerah, serta menyediakan data alamat peserta didik dan sekolah yang menjadi rujukan zonasi PPDB.

“Tujuan dari kegiatan sosialisasi ini adalah untuk memahami situasi di sekolah, mengevaluasi dan memetakan kebutuhan pengajar dan layanan di sekolah,” kata Yekti.

Sementara itu, Syarifah Pitriani Al Hasni, selaku ketua panitia acara, melaporkan bahwa peserta yang hadir dalam sosialisasi BOSDA berasal dari Samarinda, Balikpapan, Penajam Paser Utara (PPU), Paser, Kutai Timur, dan Berau.

Kepala Bidang Pembinaan SMA, Perwakilan Cabang Dinas Wilayah I, Kepala Sekolah, Bendahara SMA/SMK dan SLB negeri dan swasta, serta tim Bosda dan Tim Dapodik Disdikbud Prov. Kaltim juga menghadiri sosialisasi BOSDA yang diadakan di Hotel Horison Sagita Balikpapan.

(ADV/Disdikbud Kaltim)

Ikuti berita prolog.co.id lainnya di Google News

Berita terkait

Back to top button