Pendidikan Vokasi Berperan Penting Menunjang Kebutuhan SDM Berkualitas di IKN Nusantara

Prolog.co.id, Samarinda – Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) perlu dilakukan di Kalimantan Timur agar mampu bersaing setelah ditetapkannya IKN Nusantara di Benua Etam. Pendidikan vokasi dianggap mampu menjadi solusi dalam permasalahan ini.
Sejak Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menetapkan Rancangan Undang-Undang Ibu Kota Negara (RUU IKN) menjadi UU. Dan, secara resmi pemindahan IKN Nusantara dari Jakarta ke Kaltim dilaksanakan pada awal 2022 lalu, berbagai lini di lingkungan Kaltim turut dibenahi. Diantaranya peningkatan pendidikan. Hal itu dilakukan agar SDM yang ada mampu bersaing ketika IKN Nusantara telah sepenuhnya berada di Benua Etam.
Dalam perjalanannya, pendidikan vokasi mampu menghasilkan SDM dengan penguasaan keahlian terapan tertentu menjadi cara yang akan ditempuh. Diharapkan dengan adanya pendidikan vokasi Kaltim mampu mempersiapkan tenaga kerja di tengah roda perekonomian yang diperkirakan akan ikut melesat.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kaltim, Muhammad Kurniawan yang diwawancarai belum lama ini mengatakan jika pihaknya akan mengembangkan pendidikan vokasi berbasis geospasial dan geoekonomi.
Pendidikan yang menerapkan keahlian tertentu ini akan dikembangkan berdasarkan potensi yang ada di masing-masing daerah. Hal ini untuk mempersiapkan SDM yang unggul serta tapat sasaran, berdasarkan potensi dominan di daerah.
“Semisal untuk geospesial, di daerah itu memiliki potensi di industri kelapa sawit. Maka SMK di sana akan kami kembangkan ke arah sana (industri kelapa sawit) karena daerah itu memiliki perusahaan kelapa sawit yang banyak,” kata Kurniawan.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kaltim, Puji Setyowati mengatakan jika langkah pengebangan pendidikan vokasi berdasarkan potensi daerah memang perlu dilakukan. Sebab, pendidikan vokasi memang memiliki peran penting dalam peningkatan kualitas SDM di Benua Etam. Bahkan nantinya mampu menunjang kebutuhan dari IKN Nusantara.
“Karena pendidikan vokasi atau contohnya SMK ini adalah pendidikan praktis yang mengedukasi dan punya skill (keahlian) yang siap turun ke lapangan. Sehingga, SDM mampu bersaing dengan yang sederajatnya untuk mendapatkan kesempatan kerja,” kata Puji.
Kendati demikian, menurut Puji, pendidikan vokasi yang ada saat ini harus dilengkapi dengan sertifikasi keahlian yang dipelajari. Sebab, sertifikasi itu sangat penting dalam pembuktian keahlian yang telah dimiliki.
“Dari awal digaungkan IKN itu kan. Permasalahan awal pada sertifikasi yang sampai saat ini dalam rangka menunjang IKN untuk jurusan tertentu yang dibutuhkan untuk rekonstruksi awal. Karenakan itu perlu sertifikasi tapi nyatanya tidak semua sekolahan itu punya anggaran untuk anak didik melakukan sertifikasi,” sebutnya.
Sertifikasi keahlian dari pendidikan vokasi ini pun dianggap mampu memperlebar celah peluang kerja. Untuk itu, OPD terkait yang berfokus pada pendidikan dan peningkatan kualitas SDM harus mulai memikirkan untuk menjalin kerja sama dengan pihak swasta dan badan sertifikasi keahlian.
“Oleh karena itu memang perlu dibuat semacam komitmen oleh pemerintah melalui Disdik,” imbuhnya.
Adapun, dalam penerapan pendidikan vokasi, juga harus ditunjang dengan kelengkapan peralatan yang memadai. Mulai dari alat praktek hingga laboratoriom yang menjadi penunjang penting dalam penerapan Pendidikan vokasi.
“Dalam pendidikan vokasi itu praktek 70 persen dan 30 persen itu teori. Maka dari itu perlu kesiapan yang matang untuk menjaring dan berbicara tentang kebutuhan dan kelangsungan sumber daya manusia yang saat ini diciptakan untuk yang akan datang beriringan dengan misi pembangunan yang ada di Kaltim. Sehingga mampu bersaing dengan tenaga kerja yang lain,” tutup Puji.
(ADV/Disdikbud Kaltim)
Ikuti berita prolog.co.id lainnya di Google News