Kukarland Festival dan Kukar Bersholawat: Event Spektakuler untuk Memperingati HUT Kabupaten Kukar

Prolog.co.id, Kutai Kartanegara – Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) bersiap menyambut dua event fenomenal, yaitu Kukarland Festival dan Kukar Bersholawat, yang diakui sebagai event terbesar yang dipersembahkan oleh Pemerintah Kabupaten Kukar pada tahun 2023.
Kukarland Festival dan Kukar Bersholawat akan dirayakan sebagai bagian dari peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Kukar. Event Kukar Bersholawat dijadwalkan akan digelar pada tanggal 8 September 2023 dan akan dihadiri oleh tokoh agama Habib Ali Zainal Abidin. Tujuan dari Kukar Bersholawat adalah untuk menghidupkan kembali semangat cinta terhadap sholawat dan akan dilaksanakan dalam dua sesi, baik pada bulan September maupun Oktober.
“Ya, Kukar Bersholawat ini berkolaborasi dengan berbagai stakeholder, termasuk perusahaan yang berafiliasi dengan Pemkab Kukar,” kata Wakil Bupati Kukar, Rendi Solihin.
Sementara untuk Kukarland Festival dijadwalkan akan berlangsung pada tanggal 22-23 September 2023. Tidak hanya menyajikan penampilan dari berbagai artis Indonesia, Kukarland Festival juga akan melibatkan ratusan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), hingga berbagai komunitas.

Kukarland Festival akan menghadirkan sejumlah artis ternama, termasuk Club Dangdut Racun, Soegi Bornean, Tipe-X, Potret, Setia, Guyon Waton, Maliq & D’Essentials, dan Soneta. Selain itu, pihak penyelenggara juga berencana untuk menciptakan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan melibatkan jumlah peserta terbanyak dalam penggunaan Pesapu (ikat kepala khas Kutai).
Dinilai Mampu Ciptakan Multiplier Efek bagi Perekonomian Kukar
Selain sebagai panggung bagi UMKM, Kukarland Festival diharapkan juga akan berkontribusi pada pemulihan ekonomi masyarakat Kukar.
“Dalam satu hari, dengan 30 ribu pengunjung yang menghabiskan minimal Rp 20 ribu, diperkirakan miliaran rupiah akan berputar di event ini,” tambah Rendi Solihin.
Event Kukarland Festival juga akan memberikan peluang partisipasi bagi sektor swasta. Dampaknya tidak hanya akan terasa di sektor ekonomi kreatif, tetapi juga di industri perhotelan, warung, dan restoran.
Rendi Solihin berharap agar persiapan untuk kedua event ini dilakukan secara maksimal, mengingat peristiwa tahun lalu harus dibatalkan akibat tragedi Kanjuruhan dan situasi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Saat ini, pihak Pemkab Kukar sedang berkomunikasi dengan pihak MURI terkait rencana pemecahan rekor tersebut, dan berharap rencana ini dapat memberikan dampak positif bagi pengunjung serta kecintaan terhadap budaya Kukar.
“Jadi semua tamu mau pakai baju apapun bebas, tapi pakai Pesapu supaya tetap ada kecintaannya terhadap budaya Kukar. Mudah-mudahan bisa hadir dan kriteria kita bisa masuk ke dalam standar MURI,” pungkas Rendi.
(Redaksi Prolog)
Ikuti berita prolog.co.id lainnya di Google News