Limbah Tak Lagi Jadi Masalah, Politani Samarinda Ajak Petani Loa Janan Jadi Penggerak Ekonomi Hijau

Terbit: 4 November 2025

Limbah
Kegiatan pengolahan limbah menjadi berkah yang digagas Politani Samarinda bersama Kelompok Tani Panorama pada Sabtu 1 November 2025. (Prolog.co.id)

Prolog.co.id, Samarinda – Di tangan Kelompok Tani Panorama asal Tani Bakti, Loa Janan, Kabupaten Kutai Kartanegara, limbah bukan lagi masalah, tapi peluang. Sisa sayur, buah, dan tanaman sereh wangi kini berubah menjadi produk bernilai ekonomis berkat kolaborasi ilmu yang diberikan Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (Politani).

Melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang digelar di Pemancingan KM 8, Kelurahan Tani Bakti, Sabtu 1 November 2025, para petani mendapat pelatihan mengolah limbah organik menjadi eco-enzyme dan minyak atsiri. Program ini menjadi jembatan antara hasil penelitian kampus dan penerapan nyata di lapangan dari implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi khususnya pada aspek pengabdian kepada masyarakat.

Ketua Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, Nur Maulida Sari yang didampingi tim, Mohd. Rhazib Ghandi Dalimunthe, Oktavia Rahmayanti, Indriani, Ibnu Rusdi dan Restu Dwi Putro Nugroho menjelaskan bahwa pengabdian ini merupakan kelanjutan dari penelitian yang telah dilakukan oleh tim Politani sebelumnya.

“Kalau di kami itu ada yang namanya Tri Dharma Perguruan Tinggi. Setelah penelitian, hasilnya kami kembalikan lagi ke masyarakat lewat kegiatan pengabdian. Jadi manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh mereka,” ujarnya.

Menurut Nur Maulida, kelompok tani di Loa Janan dipilih sebagai mitra karena memiliki potensi besar dalam budidaya sereh wangi dan banyak menghasilkan limbah organik dari aktivitas rumah tangga serta pertanian.

“Kami ingin agar hasil penelitian seperti pengolahan minyak atsiri dan pembuatan eco-enzyme bisa diaplikasikan langsung. Jadi ilmunya tidak berhenti di kampus, tapi benar-benar sampai ke masyarakat,” tambahnya.

Foto Utama Prolog 1200x675 px 64
Para peserta dan tim pemberdayaan Kemitraan Masyarakat. (Prolog.co.id)

Dari Dapur ke Produk Ramah Lingkungan

Dalam kegiatan ini, tim Politani juga memberikan pelatihan tentang pembuatan eco-enzyme, cairan organik multifungsi yang dihasilkan dari fermentasi limbah buah dan sayur. Christine Elia Benedicta, salah satu pemateri, menjelaskan bahwa eco-enzyme bisa menjadi solusi praktis dalam mengurangi limbah rumah tangga dan menciptakan lingkungan yang lebih bersih.

“Harapannya masyarakat bisa mengolah limbah sayur dan buah sehari-hari agar tidak dibuang atau dibakar. Dengan bahan sederhana seperti molase dan air, mereka bisa menghasilkan eco-enzyme yang punya banyak manfaat,” jelas Christine.

Produk eco-enzyme ini dapat digunakan untuk membersihkan lantai, kaca, hingga mencuci piring, bahkan memiliki potensi sebagai pembersih alami dan pengganti bahan kimia rumah tangga.

“Cairannya bisa untuk pel lantai, bersihkan kaca, cuci piring, bahkan mengobati luka ringan. Jadi mereka bisa menghemat pengeluaran rumah tangga sekaligus menjaga lingkungan,” tambahnya.

Christine juga menuturkan, antusiasme warga sangat tinggi selama sesi pelatihan. Para peserta yang sebagian besar adalah petani tomat, timun, dan sereh wangi terlihat aktif bertanya dan mencoba langsung proses pembuatan eco-enzyme.

“Mereka semangat sekali. Banyak yang baru tahu ternyata limbah sayur dan buah bisa diolah seperti ini,” katanya.

Dorong Hilirisasi Produk dan Pemasaran Digital

Dalam rangka mendukung hilirisasi produk “Serene”, cairan pembersih organik berbahan limbah pertanian dan ekstrak sereh wangi, Kiamah Fathirizki Agsa Kamarati, selaku Dosen Pengusul hibah pengabdian skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat, turut hadir memberikan materi mengenai strategi pemasaran digital.

Kiamah memaparkan pentingnya optimalisasi media sosial, strategi branding produk ramah lingkungan, hingga teknik penjualan melalui marketplace sebagai langkah konkret untuk memperluas jangkauan pasar.

“Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan daya jual produk Serene serta memberdayakan masyarakat dalam memasarkan produk unggulan lokal secara lebih luas,” ujar Kiamah.

Foto Utama Prolog 1200x675 px 62
Narasumber pelatihan mengolah limbah organik menjadi eco-enzyme dan minyak atsiri. (Prolog.co.id)

Petani Antusias, Harap Ada Keberlanjutan

Ketua Kelompok Tani Panorama, Andri Darmawan, menyampaikan apresiasi mendalam atas kegiatan yang dilakukan Politani Samarinda. Ia menilai kegiatan ini membuka wawasan baru bagi petani dalam mengelola limbah menjadi produk bernilai ekonomis.

“Ini luar biasa. Dari Politani memberi bukan cuma materi tapi juga praktek langsung. Kami jadi tahu bahwa limbah hasil pertanian ternyata bisa dimanfaatkan dan bahkan punya nilai ekonomi,” ujarnya.

Andri juga menekankan bahwa kegiatan ini diikuti bukan hanya oleh Kelompok Tani Panorama, tetapi juga dua Kelompok Wanita Tani (KWT) di wilayah tersebut.

“Antusiasme ibu-ibu juga tinggi sekali. Kami harap ada kolaborasi lanjutan, supaya hasil dari pelatihan ini bisa benar-benar diterapkan dan menghasilkan produk yang bisa dijual,” katanya.

Ke depan, Andri berencana mendorong para anggota kelompok untuk memperbanyak budidaya sereh wangi. Tanaman ini dinilai punya potensi besar karena bisa diolah menjadi minyak atsiri yang bernilai tinggi.

“Kami ingin belajar lebih jauh bagaimana cara destilasi minyak atsiri dari sereh. Kalau bisa, Politani juga bantu cari pasarnya. Jadi petani bisa benar-benar mandiri,” harapnya.

Foto Utama Prolog 1200x675 px 66
Proses pembuatan eco-enzyme yang dilakukan petani peserta pelatihan. (Prolog.co.id)

Menuju Pertanian Mandiri dan Ramah Lingkungan

Melalui program ini, Politani Samarinda berharap dapat menciptakan model pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan. Nur Maulida menegaskan bahwa kegiatan pengabdian ini tidak berhenti pada satu kali pelatihan saja.

“Rencananya kegiatan ini berjalan satu tahun penuh, dan kami berharap bisa berlanjut tahun depan. Kalau bisa masuk program lanjutan, kami ingin bantu lagi dari segi alat, pengadaan bahan, dan pendampingan supaya masyarakat bisa mandiri,” ujarnya.

Ia menambahkan, kegiatan ini juga menjadi bentuk nyata kontribusi akademisi dalam mendukung program pemerintah di bidang ekonomi hijau dan pengelolaan limbah berkelanjutan.

Foto Utama Prolog 1200x675 px 61
Kegiatan pelatihan mengolah limbah organik menjadi eco-enzyme dan minyak atsiri. (Prolog.co.id)

“Kami ingin jadi perpanjangan tangan pemerintah. Kalau masyarakat bisa mandiri mengelola limbah dan menghasilkan produk dari pertaniannya, itu sudah jadi capaian besar,” tutupnya.

Program pengabdian di Kelompok Tani Panorama ini bukan sekadar pelatihan teknis, tetapi juga langkah kecil menuju perubahan pola pikir petani terhadap pengelolaan sumber daya di sekitar mereka.

Dari limbah yang dulu dianggap sampah, kini lahir peluang ekonomi baru yang berpotensi menggerakkan ekonomi lokal sekaligus menjaga lingkungan tetap lestari. Dengan semangat kolaborasi antara perguruan tinggi dan masyarakat, harapan untuk menciptakan pertanian yang mandiri, berdaya saing, dan ramah lingkungan bukan lagi sekadar wacana, tetapi sedang tumbuh nyata di Loa Janan.

(Redaksi Prolog)

Ikuti berita Prolog.co.id lainnya di Google News

Editor:

Redaksi Prolog

Bagikan:

Berita Terbaru
prolog

Copyright © 2024 Prolog.co.id, All Rights Reserved