Harga Beras di Kaltim Melebihi HET, DPTPH Kaltim: Harga Naik karena Daerah Pemasok Belum Panen Raya

Terbit: 23 Februari 2024

Harga Beras di Kaltim
Ilustrasi beras yang jadi kebutuhan pokok sehari-hari. (Gia/Prolog)

Prolog.co.id, Samarinda – Harga beras di Kaltim hingga kini masih belum menunjukkan penurunan harga. Bahkan harganya melebihi harga eceran tertinggi (HET).

Mengacu sistem informasi perdagangan Provinsi Kaltim per hari ini (23/2), harga beras medium berada dikisaran Rp 16.357 per kilogram. Sementara untuk beras premium berkisar Rp 18.106 per kilogram. Harga ini jauh lebih tinggi dari HET.

Sebagai perbandingan, berdasarkan Peraturan Badan Pangan Nasional No 7/2023, HET beras untuk Kaltim yang masuk pada zona 2, dipatok Rp 11.500 per kiologram untuk beras medium dan beras premium Rp 14.400 per kilogram.

Dinas Pangan, Tanaman Pangan, dan Hortikultura (DPTPH) Kaltim angkat suara terkait harga beras yang belakangan ini kian melonjak.

Kepala DPTPH Kaltim, Siti Farisyah Yana melalui Kepala Bidang (Kabid) Ketersediaan dan Distribusi Pangan, Amaylia Dina mengatakan harga beras di Kaltim dipengaruhi oleh daerah pemasok, seperti Pulau Jawa dan Sulawesi. Namun, dua daerah tersebut hingga kini belum memasuki masa panen.

“Naiknya harga beras karena beberapa faktor. Pertama, stok ketersediaan menipis dan kuota pengiriman dari daerah penghasil seperti Jawa dan Sulawesi juga berkurang,” jelas Dina, Jumat (23/2).

Adapun masa panen raya diprediksi berlangsung pada Maret-April mendatang. Oleh sebab itu, banyak produsen yang memilih untuk menaikkan harga karena stok yang ada ini terus berkurang.

“Maka dari itu produsen mulai menaikan harga, karena stok yang ada berkurang,” sambungnya.

Namun, ujar Dina, untuk stok beras lainnya diperkirakan masih cukup menjelang bulan Ramadhan nanti. Pengecualian untuk pasokan beras premium yang kian menipis.

“Seperti di Balikpapan itu ada beras premium yang dikemas di sana, dan itu didatangkan dari Jawa kemudian didistribusikan ke daerah. Tetapi menurut laporan tim pemantau ketersediaan beras tersebut di kabupaten dan kota sudah tidak tersedia,” ucapnya lagi.

Ditanya mengenai stok beras dari petani lokal yang ada di Kaltim, Dina menyebut jumlahnya masih belum cukup untuk memasok kebutuhan warga Kaltim. Ketersediaan beras lokal hanya mencapai 20-30 persen.

“Makanya untuk mencukupi kebutuhan tersebut Kaltim masih bergantung pada daerah luar,” jelas dia.

Kendati demikian, DPTPH Kaltim terus berupaya untuk meningkatkan produktivitas beras lokal. Mengingat, sejumlah program telah terlaksana di kabupaten dan kota tertentu untuk peningkatan produktivitas beras lokal.

Khusus di Kaltim, jika sudah memasuki masa panen raya pun akan ada beberapa daerah penghasil beras yang diperkirakan berlangsung mulai Maret-April. Yakni di Penajam Paser Utara (PPU), Paser, Kutai Kartanegara (Kukar), Kutai Timur (Kutim), Berau, dan Kutai Barat (Kubar).

Beras yang akan panen nanti masuk dalam kategori beras premium dan medium. Oleh sebab itu, pihaknya berharap kebutuhan masyarakat akan tetap tercukupi dan biasanya, harga beras akan kembali normal ketika panen raya.

“Jangan sampai karena naiknya beras ini menjadikan masyarakat panik sehingga membeli beras sebanyak-banyaknya untuk kebutuhan pribadi,” tandasnya. (Gia)

Ikuti berita prolog.co.id lainnya di Google News

Ikuti berita Prolog.co.id lainnya di Google News

Editor:

Redaksi Prolog

Bagikan:

Berita Terbaru
prolog

Copyright © 2024 Prolog.co.id, All Rights Reserved