Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Sulap Limbah Rumah Tangga Jadi Pembersih Kaca

Terbit: 28 Juni 2025

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Proses pembuatan limbah organik jadi pembersih kaca dalam kegiatan pengabdian masyarakat Program Studi Teknologi Rekayasa Pengendalian Pencemaran Lingkungan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Kegiatan Pengabdian Masyarakat Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (Politani Samarinda) ini digelar pada 15 Juni 2025 lalu oleh Program Studi Teknologi Rekayasa Pengendalian Pencemaran Lingkungan. Tujuannya sederhana, mengubah limbah dapur menjadi produk rumah tangga yang ramah lingkungan.

“Sisa buah dan sayur merupakan bahan organik yang memiliki potensi untuk menjadi produk bermanfaat dan ramah lingkungan jika diolah/difermentasi dalam waktu tertentu, salah satunya menjadi pembersih kaca.,” ujar Christine Elia Benedicta, salah satu narasumber dalam pelatihan tersebut.

Martha Ekawati Siahaya, salah satu pemateri dari pembersih kaca dari limbah organik menjelaskan, limbah sebagai bahan baku yang digunakan merupakan sampah organik yang belum mengalami pembusukan. Tujuannya agar hasil dari fermentasinya tidak berbau busuk melainkan beraroma asam yang segar.

Adapun untuk fermentasi dilakukan dengan mencampurkan air, gula tebu, dan limbah organik segar dalam wadah tertutup selama 90 hari. Hasilnya, cairan kecoklatan yang beraroma asam segar dapat membersihkan debu tanpa meninggalkan bercak pada kaca dan aman di kulit. Seluruh proses pembuatan cairan pembersih kaca ini dipaparkan oleh Andi Gita Tenri Sumpala.

Turut dijelaskan Christopaul Palalangan, Dosen Program Studi Teknologi Rekayasa Pengendalian Pencemaran Lingkungan Politani Samarinda. Ia menyebut jika pemanfaatan limbah organik ini dapat menjadi solusi dalam mengatasi penumpukan limbah rumah tangga yang sering menimbulkan bau dan lalat.

“Ini bisa jadi solusi untuk mengurangi sampah dapur dan mencegah pencemaran lingkungan,” kata Dosen Christopaul Palalangan.

Tak sekadar teori, para ibu rumah tangga yang mengikuti kegiatan ini juga dibekali cairan pembersih kaca hasil fermentasi limbah buah dan sayur yang sudah jadi. Mereka bahkan langsung mencoba mengaplikasikannya pada Kaca jendela rumah hingga kaca meja di dalam ruangan—semuanya diuji coba. ketika tersentuh kulit pun tidak menimbulkan iritasi atau gatal-gatal karena bahannya yang bersumber dari limbah organik segar dan bersih.

Dari pengaplikasian pembersih kaca dari limbah organik ini, membuat ibu rumah tangga di Desa Bukit Pariaman, antusias untuk dapat memanfaatkan limbah dapur mereka, seperti sayur dan buah. Dimanfaatkan untuk menjadi cairan pembersih kaca. (adv/Politani Samarinda)

Ikuti berita Prolog.co.id lainnya di Google News

Editor:

Redaksi Prolog

Bagikan:

Berita Terbaru
prolog

Copyright © 2024 Prolog.co.id, All Rights Reserved